Teater Gema “Where The Cross Is Made”
Oleh: Nazella Tri Wulandari
Pemanggungan teater yang digelar Teater Gema di Balairung
Universitas PGRI Semarang, pada Kamis (5/12) Sore, yang menyajikan drama karya
Eugene O'Neill “Where the Cross is Made”, yang pertama kali diterbitkan pada
tahun 1923, dipadukan dengan latar rumah di daerah pesisir yang dibuat seperti
kapal dan ilustrasi musik akrobat, pentas ini dapat menggiring penonton ke
petualangan para pemburu paus serta menceritakan perjalanan traumatis tokoh
utama, Nat Bartlett, yang terperangkap dalam bayang-bayang masa lalu kelamnya,
serta konflik batin terkait obsesi ayahnya, Kapten Isaiah Bartlett, yang telah
pensiun dan menjadi gila. Empat aktor dengan karakter kuat membawa penonton merasakan
antara kenyataan dan ilusi, menyelami trauma masa lalu, dan menggambarkan
perjuangan pribadi masing-masing tokoh. Drama ini mengupas tema trauma keluarga
dengan setting rumah berbentuk kapal besar di atas panggung menggambarkan
karakter yang kuat, yang menekankan dampak psikologis obsesi orang tua terhadap
anak yang sangat besar.
Masa lalu kelam yang dialami Nat Bartlett membuatnya
tumbuh menjadi lelaki yang penuh dan keraguan pesimisme. Dia terbayang-bayang
dalam obsesi ayahnya sendiri, Kapten Isaiah Bartlett yang telah pensiun dan
menjadi gila. Jejak waktu terhenti saat Marry Allen tenggelam bersama harta
karun dan seluruh awak kapalnya.
“Di antara deburan kenangan dan bayangan kapal yang
hilang, aku merasakan setiap garis takdir yang terukir di antara mimpi dan laut
yang membisu. Ayahku ada di sini, di antara garis-garis imajinasi yang
melintas, menjemput obsesi yang tak pernah mati, sebuah perjalanan tanpa akhir
yang hanya tersimpan dalam keheningan mata,” kata Natt Bartlett.
Dokumentasi:
Komentar
Posting Komentar